TREMATODA (CACING HISAP)
Trematoda (cacing
isap)
Clonorchis sinensis
Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap.
Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior
Alat hisap (Sucker) ini untuk menempel pada tubuh inangnya makanya
disebut pula cacing hisap.
Pasa saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau
cairan tubuh inangnya.
Dengan demikian maka Trematoda merupakan hewan parasit
karena merugikan dengan hidup di tubuh organisme hidup
dan mendapatkan makanan tersedia di tubuh inangnya.
Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus,
paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata .Ternak , Ikan , Manusia
Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan
tubuhnya dengan kutikulaPermukaan tubuhnya tidak memiliki silia.
Contoh Trematoda adalah cacing hati (Fasciola hepatica).
Fasciola hepatica
Cacing hati ini memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan
sedikitnya dua jenis inang,
yaitu inang utama dan inang sebagai perantara.
Inang utama : ternak / manusia /Ikan , Inang sementara : siput air (Lymnea )
Daur hidup Cacing hati terdiri dari
1. Fase seksual : di inang utama (saat cacing hati dewasa)
2. Fase aseksual : di inang perantara ( tubuh siput) dengan
membelah diri terjadi saat larva.
Larvanya berubah 3 kali di tubuh siput Lymnea . Urutan cyclusnya agar mudah sbb
Cyclusnya : T-M-S-R - C- MC ( Tumisir Calon MC )
Telur - Mirasidium - Sporosis - Redia - Cercaria - MetaCercaria
Metacercaria berekor berenang ke tanaman sekitar air - dimakan
Inang utama - masuk jadi
Cacing Dewasa .
di Tubuh inang utama Cacing dewasa hidup
di hati bertelur di usus - ikut faeces
( buang air besar)sembarangan di lingkungan
- masuk air -telur menetas jadi Mirasidium yang kemudian berenangmencari siput Lymnea .
jadi Sporosis dst
Larva larva itu punya kemampuan repro asexual secara Paedogenesis sehinga terbentuk banyak
larva dan keluar dalam bentuk Metacercaria yang
punya ekor untuk berenang mencari tanaman.
Daur Hidup Beberapa Cacing Kelas Trematoda
Nah, berikut ini akan diuraikan mengenai daur hidup
beberapa jenis cacing yang termasuk kelas Termatoda.
•
|
Cacing
dewasa bertelur di dalam saluran
empedu dan kantong empedu sapi atau domba. Kemudian telur keluar ke alam bebas bersama feses domba. Bila mencapai tempat basah, telur ini akan menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Mirasidium akan mati bila tidak masuk ke dalam tubuh siput air tawar (Lymnea auricularis-rubigranosa). |
•
|
Di
dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh
menjadi sporokista (menetap dalam tubuh siput selama 2 minggu). |
|
Sporokista
akan menjadi larva berikutnya yang
disebut Redia. Hal ini berlangsung secara PAEDOGENESIS |
•
|
Redia
akan menuju jaringan tubuh siput dan
berkembang menjadi larva berikutnya yang disebut serkaria yang mempunyai ekor. Dengan ekornya serkaria dapat menembus jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air. |
•
|
Di
luar tubuh siput, larva dapat menempel pada
rumput untuk beberapa lama. Serkaria melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya. Perhatikan tahap perkembangan larva Fasciola hepatica. |
•
|
Apabila
rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat menembus dinding
ususnya, kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa
bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.
|
|
Gambar Tahap perkembangan larva Fasciola hepatica |
Dalam
daur hidup cacing hati ini mempunyai
dua macam tuan rumah
yaitu:
dua macam tuan rumah
yaitu:
1.
|
Inang
perantara yaitu siput air
|
2.
|
Inang
menetap,yaitu hewan bertulang belakang pemakan rumput seperti sapi dan domba.
|
Perhatikan gambar daur hidup Fasciola
hepatica berikut:
|
|
a.
|
Daur
hidup Chlonorchis sinensis
Daur hidup Chlonorchis sinensis sama seperti Fasciola hepatica, hanya saja serkaria pada cacing ini masuk ke dalam daging ikan air tawar yang berperan sebagai inang sementara. Struktur tubuh Chlonorchis sinensis sama seperti tubuh pada Fasciola hepatica hanya berbeda pada cabang usus l ateral yang tidak beranting. |
b.
|
Daur
hidup Schistosoma japonicum (cacing darah)
Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang pengerat lainnya. Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut. Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping. Cacing jantan panjangnya 9 – 22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah 14 – 26 cm. |
|
Gambar 20. Schistosoma japonicum jantan dan betina |
Selanjutnya diuraikan tentang daur hidup Schistosoma
japonicum.
•
|
Cacing
darah ini bertelur pada pembuluh
balik (vena) manusia kemudian menuju ke poros usus (rektum) dan ke kantong air seni (vesica urinaria), lalu telur keluar bersama tinja dan urine. |
•
|
Telur
akan berkembang menjadi mirasidium
dan masuk ke dalam tubuh siput. Kemudian dalam tubuh siput akan berkembang menjadi serkaria yang berekor bercabang. S Serkaria dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman atau menembus kulit dan dapat menimbulkan penyakit Schistomiasis (banyak terdapat di Afrika dan Asia). Penyakit ini menyebabkan k erusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung, limpa, kantong urine dan ginjal. |
|
Beberapa jenis cacing hati yang dapat menginfeksi manusia
antara lainsebagai berikut :
- Opisthorchis sinensis ( Cacing hati cina )
cacing dewasa hidup pada organ hati manusia.
Inang perantaranya adalah siput air dan ikan.
- Schistosoma japonicum
Cacing ini hidup di dalam pembuluh darah pada
saluran pencernaan manusia.
Manusia merupakan inang utamanya, namun hewan juga
dapat terinfeksi seperti tikus, anjing, babi, dan sapi.
Inang perantaranya adalah siput amphibi Oncomelania hupensis.
Cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis dengan
ciri demam, anemia, disentri,berat badan turun, dan
pembengkakan hati.
- Paragonimus westermani
Cacing ini hidup dalam paru-paru manusia.Inang perantaranya
adalah udang air tawar.
Silahkan coment yang sopan ....