Tsunami
Asal Usul Tsunami –
Kata tsunami berasal dari bahasa jepang. Tsu yang berarti pelabuhan, dan nami
berarti gelombang. Tsunami sering terjadi di Jepang. Sejarah Jepang mencatat
setidaknya 197 tsunami telah terjadi di jepang .
Pengertian tsunami adalah
serangkaian gelombang yang terjadi ketika sekumpulan air yang besar, secara
cepat berpindah tempat.
Pada beberapa
kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-tahun
terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam
komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan
tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai
gelombang pasang yang tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama
menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian
tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberika
kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang
menyamakan dengan “pasang-surut” meliputi “kemiripan” atau “memiliki kesamaan
karakter” dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami
tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis
sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki
arti yang sama dengan gelombang merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil,
ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam Bahasa Aceh adalah contohnya.
Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama di
Filipina, alon berarti “gelombang”. Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat
Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara
dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami.
Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami
dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh
ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman
sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika
meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat
mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana
gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam.
Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam
dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut
tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat
mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi
penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan
jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa
beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada
patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi,
dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta
runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat
menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi.
Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air
laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis
atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup
besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
• Gempa
bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km)
• Gempa
bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
• Gempa
bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
-------------------------------------------------------------------------
Tsunami di Aceh
Siapa yang masih ingat dengan bencana alam yang terjadi di pulau
Sumatera pada tahun 2004? ya, tsunami dahsyat yang terjadi di Samudera Hindia
lima tahun yang lalu yang hampir seperempat juta orang kehilangan kehidupannya.
Para ilmuwan dunia mulai memahami apa yang
menyebabkan bencana itu.Ilmuwan menilai sumber gelombang mematikan itu jelas
adalah gempa bumi Sumatera-Andaman 9,2, yang merupakan salah satu yang paling
kuat dari yang pernah ada.
Menurut beberapa studi terbaru, justru patahan
jauh lebih kecil yang mengirim tembok air setinggi 100 kaki meluncur ke
provinsi Aceh. Jika benar, penemuan itu akan menjelaskan apa yang benar-benar
melahirkan bencana tahun 2004.
Gempa terjadi akibat dari patahnya rekahan
sepanjang 1.600 kilometer di mana lempeng tektonik India bertabrakan di bawah
lempeng Sunda. Rekahan diperkirakan telah tergelincir 20-25 meter dalam waktu
hampir seketika.
Banda Aceh terletak dekat bagian dari rekahan
yang tidak bergerak sama sekali, namun daerah itu yang paling parah. Bagaimana
mungkin Aceh mengalami kerusakan yang sangat besar seperti itu? Para ilmuwan
berpikir sekarang mereka tahu mengapa. Patahan yang lebih dekat ke pantai
Sumatra yang diabaikan sebelumnya, pecah hampir pada waktu yang sama
dibandingkan sepupunya yang jauh lebih besar.
Felix Waldhauser dari Columbia University dan
tim peneliti menganalisis ribuan gempa susulan di wilayah tersebut sejak 2004.
Epicenters dari gempa kecil berbaris dengan patahan yang tidak biasa
menunjukkan hal itu dan bukan patahan utama yang telah aktif di daerah itu.
Patahan penting yang oleh tim disebut patahan
splay (miring ) itu, mengiris plat Sunda jauh lebih dekat ke pantai barat
Sumatra, dan dengan sudut yang lebih curam ke dasar laut daripada patahan
utama. Ini berarti bahwa setiap kali patahan melebarkan, hal itu mendorong
dasar laut ke atas lebih keras, menyebabkan tsunami yang lebih besar.
“Pengamatan gempa bumi di sepanjang (patahan
utama) tidak cukup untuk menghasilkan tsunami yang besar,” kata Waldhauser. Ia
menyajikan temuan tim pada pertemuan tahunan American Geophysical Union awal
bulan ini.
Tim peneliti lain yang dipimpin oleh Satish
Singh dari Institut de Physique du Globe de Paris di Prancis menunjukkan dalam
model komputer, bahwa patahan miring hanya perlu bergeser 5 meter
-------------------------------------------------------------------------
Langkah Mengantisipasi Tsunami
Jika anda berada di pantai dan khawatir akan
terjadi tsunami, di bawah ini merupakan beberapa peringatan dan tips jika
terjadi tsunami.
·
Jika anda berada di sekitar pantai,
terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba
sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan
atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
·
Jika anda sedang berada di dalam
perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita daripantai telah
terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
·
Jika gelombang pertama telah
datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya
gelombang berikutnya akan menerjang.
·
Jika gelombang telah benar-benar
mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.
indonesiabreakingnewsonline.blogspot.com,
id.wikipedia.org
Silahkan coment yang sopan ....