KOLOID
Koloid
(sistem koloid ) adalah campuran heterogen antara solut dengan pelarut, di mana
solut tetap berada (tersebar) pada pelarut.
Macam Koloid Berdasarkan
Interaksinya dengan Pelarut ( Air )
1.
Koloid Hidrofil ; koloid hidrofil yaitu
koloid yang dapat campur dengan air , dapat diencerkan dan lebih stabil .
2.
Koloid Hidrofob ; koloid hidrofob, yaitu
tidak campur dengan air, sehingga tidak dapat diencerkan dan kurang stabil.
Oleh karena itu pembentukan
koloid ada dua macam :
1.
Cara Dispersi;
Cara dispersi yaitu dengan
cara memperkecil ukran partikel solut ( misalnya digerus / digiling. Pada cara
ini hanya terjadi perubahan fisik ( sifat fisik )
.
2.
Cara Kondensasi
Cara kondensasi, yaitu memperbesar ukuran partikel ( dari bentuk larutan sejati
menjadi bentuk koloid ) . Pada cara ini terjadi perubahan kimia
Penetralan koloid ada 4, yaitu
1. Menggunakan prinsip elektroforesis
2. Penambahan
koloid lain dengan muatan berlawanan
3. Penambahan
elektrolit
4. Pendidihan
Pemurnian Koloid
Ialah proses penghilangan ion-ion pada permukaan partikel koloid,
dengan cara :
1) dialiri pelarut
2) diserap ( dialisis ) ( pada proses “ cuci darah “ pada pederita
gagal ginjal; yaitu penghilangan ion-ion
amonia ( NH4+
) dari permukaan betir-butir darah oleh
zat penyerap )
JENIS KOLOID
Karena baik
solut maupun pelarut mempunyai tiga macam fase; yaitu gas, cair dan padat maka
terdapat 8 macam sistem koloid (sebab campuran gas debfab gas akan membentuk
sistem homogen ) seperti pada tabel berikut
Fasa Terdispersi
|
Fasa Pendispersi
|
Penyebutan
|
Nama
|
Contoh
|
Gas
Gas
Cair
Cair
Cair
Padat
Padat
padat
|
Cair
Padat
Gas
Cair
Padat
Gas
Cair
Padat
|
Gas dalam
cair
Gas dalam
padat
Cair dalam
gas
Cair dalam
cair
Cair dalm
padat
Padat dalam
gas
Padat dalam
cair
Padat dlm
padat
|
Buih
Busa padat
Aerosol cair
Emulsi
Emulsi padat
Aerosol pdt
Sol
Sol
padat
|
Busa sabun
Karet busa
Kabut
Susu
Mentega
Asap
Lart kanji
Camp logam
( peru nggu )
|
Tapi system koloid yang paling terpenting
adalah sol-gel dan emulsi
1. Sol – Gel
Gel ialah koloid hidrofil
yang kental dan jika ditambah pelarut ( air ) berubah menjadil koloid yang
encer, disebut sol .
Sebaliknya bentok sol dapat diubah menjadi gel jika pelarutnya ( air ) dikurang dengan cara
penguapan dengan pemanasan .
2. Emulsi
SIFAT
KOLOID
1.
Efek Tyndall
2. Gerak Brown
3.
Kestabilan Koloid
REAKSI
Reaksi-reaksi kimia
untuk menghasilkan koloid antara lain,
1.
Reaksi dekomposisi
rangkap
Misalnya:
- Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-
Misalnya:
- Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-
Sol
AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer ;
AgNO3
(ag) + HCl(aq) à AgCl (koloid) + HNO3 (aq)
2. Pemanasan
nitrat
Jika
dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida
logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen.
Sebagai
contoh, nitrat Golongan 2 yang
sederhana seperti magnesium nitrat mengalami dekomposisi dengan reaksi sebagai
berikut :
Pada Golongan
1, ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang sama -
menghasilkan lithium oksida, nitrogen dioksida dan oksigen.
Akan
tetapi, nitrat dari unsur selain lithium dalam Golongan 1 tidak terdekomposisi
sempurna (minimal tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen) - menghasilkan logam
nitrit dan oksigen, tapi tidak menghasilkan nitrogen oksida.
Semua
nitrat dari natrium sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas,
satu-satunya yang membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa
terjadi. Semakin ke bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan
dibutuhkan suhu yang lebih tinggi.
3. Pemanasan
karbonat
4.
Kondensasi
5.
Reaksi Redoks
6. Reaksi
Hidrolisis
7.Reaksi
Substitusi/Agregasi Ionik
8. Reaksi Penggaraman
9. Dispersi
APLIKASI
dalam KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang
penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling
melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:
Jenis industry
|
Contoh aplikasi
|
Industri makanan
|
Keju, mentega, susu, saus salad
|
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
|
Krim, pasta gigi, sabun
|
Berikut ini adalah penjelasan mengenai
aplikasi koloid:
1.
Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat
diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan
melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan
mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi
zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.
5.
Pektin
Pektin adalah teoung yang diperoleh dari buah papaya muda,
apel, dan kulit jeruk. Jika pektin didispersikan di dalam air, terbentuk sol
yang kemudian memadat sehingga membentuk gel. Pektin biasa digunakan untuk
membuat selai.
13.
Proses Menghilangkan Bau Badan
Pada produk roll on deodorant, digunakan adsorben (zat yang
mengadsorpsi) berupa Al-strearat. Jika deodorant digosokkan pada anggota badan,
Al-strearat mengadsorpsi keringat yang menyebabkan bau badan
17.
Pembuatan Lateks
Lateks terbuat dari getah karet, salah satu system koloid.
Pada pembuatan lateks, getah karet digumpalkan dengan penambahan asam asetat
atau asam format.
Silahkan coment yang sopan ....